Perencanaan produksi ditentukan berdasarkan kapasitas produksi, ketersediaan SDM dan kemampuan proses. Aspek yang mempengaruhi kapasitas produksi adalah time base yang berbanding lurus dengan ketersediaan SDM. Kemampuan proses adalah tentang kesiapan aspek 4M melakukan eksekusi dari perencanaan produksi. Manajemen produksi menangani masalah aspek 4M meliputi Material, Machines, Man dan Metode dan agar dapat menjalankan proses produksi maka keempat aspek ini harus siap karena saling mempengaruhi. Namun pada pelaksanaannya meskipun di tahap perencanaan produksi sudah dimatangkan segala perhitungannya, masih ada kemungkinan timbulnya masalah sehingga menghambat proses produksi dengan hasil tidak sesuai seperti dalam perencanaan produksi di awal. Berikut 5 contoh masalah besar produksi dan bagaimana cara ampuh dalam mengatasi masalah tersebut versi seputarpabrikcom. 1. Target produksi tidak tercapai PPIC mengeluarkan schedule produksi berdasarkan waktu tertentu sesuai tipe order pelanggan. Jenis order yang short time dan variasi produk maka schedule produksi dibuat setiap minggu diberi label W dan angka seperti contoh W1821 yang diartikan sebagai Week ke 21 tahun 2018. Dalam 1 tahun maksimal sampai W01 sampai W52 yang dihitung sesuai jumlah minggu per tahun. Parameter output target produksi adalah rupiah atau dollar bagi industri yang penjualannya ekspor ke luar negeri dengan konversi terhadap metrik yang berhasil diproduksi seperti konversi tonase, volume, nilai bagian produk dan satuan quantitas lainnya. Masalah target produksi tidak tercapai adalah masalah paling besar yang dihadapi produksi karena akibatnya bisa mempengaruhi profit perusahaan, kepercayaan pelanggan dan stabilitas pekerjaan serta kesejahteraan karyawan. Beberapa faktor penyebab target produksi tidak tercapai Mesin produksi terjadi kerusakan dan tidak bisa dioperasikan Mesin produksi mengalami penurunan speed mesin atau speed proses karena sering error Autonomous maintenance, preventive maintenance dan predictive maintenance yang tidak terkoordinasi dengan baik antar departemen Operator mesin produksi berhalangan Rework Ketersediaan material Kesalahan proses Gangguan alam seperti banjir dan gempa bumi Ketersediaan utility seperti listrik padam Ketersediaan peralatan seperti terbatasnya alat angkat dan angkut sehingga pemakaian harus menunggu giliran Semua faktor penyebab diatas akan berdampak pada hilangnya time base. Anda bisa juga mencari faktor penyebab target produksi tidak tercapai dengan menganalisa dari six big losses mana yang mempengaruhi selanjutnya coba hitung produktivitasnya misalnya dengan menghitung OEE. Target produksi terpengaruh dengan time base yaitu target produksi berbanding lurus dengan kapasitas produksi dan berbanding lurus dengan time base. Cara ampuh mengatasi masalah tidak tercapainya target produksi adalah dengan mengejar hilangnyanya time base karena faktor di atas. Time base terdiri dari time base manual dan time base mesin. Cermati dari beberapa faktor penyebab hilangnya time base berpengaruh ke time base mana saja. Contohnya terjadi kerusakan mesin maka pertanyaanya adalah Apakah proses yang dilakukan di mesin bisa dilakukan manual? Apakah ada mesin produksi subtitusi? Apakah proses manual dikejar lebih cepat supaya bottle neck hanya di time base mesin sehingga ketika mesin hidup bisa langsung tancap gas? Koordinasi dan pemantauan ketat pada PIC perbaikan mesin dan dapatkan gambaran perbaikan kapan selesai sehingga dapat antisipasi merencanakan lembur. Kuncinya yaitu keseimbangan time base dan pengaturan flow process produksi. Ketika terjadi gangguan time base maka flow proccess harus efektif dan efisien, ibaratnya strategi bagaimana memenangkan pertandingan dalam kondisi terjepit. Target produksi tidak tercapai bisa menjadi sumber penyebab masalah produksi lainnya contohnya carry over. 2. Kuantitas produksi melebihi kapasitas produksi karena carry over Schedule produksi weekly adalah breakdown dari total schedule produksi yang sudah disepakati antara PPIC, Marketing dan Customer. Jadi dalam periode minimal 3 bulan berjalan, schedule produksi sudah ditetapkan dan dikonfirmasi dengan customer. Customer mengetahui kapan delivery order dan kapan produknya diterima. Parameter yang dilihat customer salah satunya adalah LPD atau Last Packing Date yang tercantum pada schedule produksi dan sales dan LPD ini merupakan kesepakatan bersama antara marketing dengan customer. Selain LPD pada schedule produksi dilengkapi dengan data main plant yang memproses permintaan order, order production number, receipe order date, last packing week, last packing date, quality external date, packing finish date dan confirm packing finish date base on aktual packing produksi. Masalah target produksi tidak tercapai akan memicu masalah pencapaian produksi melebihi dari kapasitas produksi karena terdapat 2 target yang harus selesai yaitu target utama produksi dan target penyelesaian yang tidak selesai di waktu sebelumnya atau carry over. Kedua target produksi tidak dapat ditunda sehubungan dengan sudah ditunggu schedule DO oleh customer. Cara ampuh mengatasi masalah jumlah target produksi melebihi kapasitasnya adalah subcount ke plant lain yang bisa melakukan proses produksi yang sama atau peminjaman SDM untuk mendayagunakan mesin produksi lainnya yang identik. Disini proses akan memerlukan efisiensi yang tinggi dengan tingkat kegagalan produk sangat kecil. Mengatasi masalah dengan menambah jam lembur karyawan hanya sebagai alternatif terakhir jika solusi pertama tidak dapat dilakukan. Tips dan Trik Ketika Anda diminta menghitung kapasitas produksi untuk perencanaan target produksi dari PPIC sebaiknya tidak memberikan data hitungan kapasitas produksi 100%. Data kapasitas produksi 100% merupakan dapurnya produksi yang bisa dirahasiakan. Data kapasitas produksi untuk perencanaan target produksi PPIC sebaiknya 85% karena Anda tidak tahu akan ada kendala apa saja selama proses produksi. 15% ini adalah safety Anda untuk persiapan menghadapi masalah yang menghambat proses produksi seperti salah satunya quality defect sehingga perlu tambahan time base untuk melakukan rework. 3. Quality defect Apa artinya quantitas produksi tercapai jika terlalu banyak masalah kualitas produk tidak standar. Cacat produk bisa terjadi pada setiap bagian proses produksi bahkan sebelum proses dimulai seperti pemakaian material dibawah standar mutu akibat usaha mencari bahan lebih murah atau permainan pemasok. Tanggung jawab QC incoming material yang independent memastikan standar mutu material dan menolak tegas material dengan standar rendah. Ketegasan produksi tidak menerima bahan material dibawah standar mutu, tidak melakukan proses produksinya dan tidak menyalurkan WIP yang cacat produk. Inilah cara ampuh pertama dalam mengatasi quality defect yaitu membangun kualitas sejak awal proses produksi. Selama perjalanan proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi finish goods ketahui titik mana yang paling banyak berpotensi menimbulkan cacat produk, apakah ketika seting mesin atau terjadi pada mesin produksi yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Gunakan analis 6M atau penerapan quality maintenance dalam mencegah reject berulang ketika seting mesin atau terjadi parameter error pada mesin produksi yang mengakibatkan cacat produk. Fungsi pengawasan kualitas setiap unit kerja bahwa masalah kualitas bukan saja urusan seorang pengawas tetapi tanggung jawab bersama. Operator produksi pun bisa menyumbang timbulnya cacat kualitas seperti saat handling proses dan handling WIP dan proses pekerjaan manual seperti proses finishing. Ciptakan antusiasme untuk membuat produk terbaik karena mutu harus diperjuangkan berdasarkan standar mutu yang ditetapkan. Budayakan prinsip control kualitas Tidak menerima barang cacat Tidak memproduksi barang cacat Tidak menyalurkan barang cacat Pada industri yang menerapkan JIT kontrol kualitas akhir finish goods dipegang customer sementara pada industri yang menerapkan AQL kontrol kualitas akhir ditangani pihak ketiga kepercayaan customer. Mencegah adanya penemuan defect finish goods oleh pihak eksternal tersebut dengan melakukan inspeksi kualitas pada finish goods secara random. Pertimbangkan kemungkinan membentuk team atau departemen QA atau Quality Assurance untuk menjamin produk yang diterima pelanggan tidak ada masalah kualitas sehingga kepuasan pelanggan selalu terpenuhi. Dalam pelayanan purna jual maka QA melakukan visit ke customer dan menyelesaikan masalah kualitas yang terjadi di customer secara teknik agar customer tetap puas. Jika QA secara teknik belum dapat memenuhi harapan customer maka alternatif terakhir adalah replacement produk yang bisa diajukan ke Marketing sesuai prosedur, hanya saja perkiraan biaya replacement bisa 3 kali harga produk sebelumnya. Kesimpulannya cara ampuh mengatasi masalah quality defect adalah dengan mencegah terjadinya cacat produk sejak awal proses sampai finish goods dengan tanggung jawab bersama. Terlalu banyak masalah defect berbuntut pada masalah produksi lainnya yaitu produk cacat akan dianggap sampah atau waste yang harus dimusnahkan. 4. Waste Waste atau sampah adalah produk cacat dan harus dimusnahkan, tidak boleh dijual ke karyawan atau dilempar ke pasaran bebas dengan harga miring karena suatu saat akan menimbulkan citra gagal produk. Jika jumlah reject tinggi maka waste tinggi. Maka cara ampuh mengatasi masalah waste sama dengan mengatasi masalah quality defect. Waste yang tingggi menyebabkan Output value tidak maksimal Permintaan waste memiliki prosedur panjang melibatkan persetujuan beberapa departemen sehingga timbul pemborosan waktu tunggu material Pemusnahan waste akan mengurangi time base Masalah kepercayaan owner Waste terjadi saat di finish goods dan WIP. Upaya untuk memperbaiki produk waste WIP sebenarnya bisa dilakukan hanya perlu diperhitungkan matang tentang pengurangan time base manual karena perbaikan memerlukan waktu lama. Pertimbangkan mana yang lebih cepat dan efisien antara perbaikan waste WIP atau tunggu material. Waste yang terjadi di finish goods segera dimusnahkan jangan dikecilkan dengan melempar penjualan ke karyawan. Support material sebagai pendukung material utama dapat menimbulkan waste pada kondisi kelebihan pemakaian diluar standar yang ditetapkan. Waste support material tidak mempengaruhi defect produk tetapi mempengaruhi time base yang hilang karena menunggu. Kesimpulannya jangan membiarkan jumlah waste tinggi karena bisa mengakibatkan masalah kepercayaan baik dari owner maupun dari customer. Jika kepercayaan customer turun atau hilang kemungkinan besar mereka akan menarik order yang berakibat pada masalah berikutnya yaitu sepi order. 5. Sepi order Sepi order dapat disebabkan oleh beberapa faktor Customer tertentu menurunkan kuantitas order karena faktor internal mereka seperti setiap akhir tahun terjadi penurunan order. Customer menarik order dan melimpahkan order ke competitor Customer menutup order karena pailit. Salah satu dari alasan di atas menyebabkan target produksi menurun kecuali Marketing berhasil mendapatkan customer lain sehingga jumlah order bisa tetap stabil. Untuk alasan customer menurunkan order dan menutup order akibat kebijakan mereka atau karena pailit merupakan urusan diluar batas produksi. Pertanyaan besar ditujukan apabila customer menarik order dan melimpahkan ke competitor. Apa yang salah dengan proses produksi? Ini menyangkut kepercayaan customer. Apakah proses produksi selalu delay? Apakah kualitas produk rendah? Apakah harga terlalu mahal? Jika jawabannya iya, 4 masalah besar di atas segera diperbaiki secara sempurna dengan cara ampuh yang sudah sepintas diuraikan. Mungkin masih ada harapan untuk mengembalikan kepercyaan customer supaya menurunkan ordernya kembali. Inilah cara ampuh untuk mengatasi masalah sepi order yaitu mengatasi permasalahan dari 4 masalah besar sebelumnya. Dampak sepi order produksi menyebabkan PPIC melakukan reschedule produksi untuk penurunan target produksi dari standar target.Salahsatu pelengkap yang bikin nasi gorengmu jadi seger dan gak enek. Acar adalah salah satu produk bioteknologi konvensional yang paling mudah dibuat, dan sering kita temui. Acar dibuat dari sayuran yang diproses fermentasi dengan larutan cuka dan garam, serta dibantu oleh mikroorganisme Lactobacillus plantarum, Streptococcus, Pediococcus. 6
JAKARTA — Ekonom Institute For Develoment of Economic and Finance Indef Bustanul Arifin menilai sektor pertanian saat ini memiliki masalah produktivitas akibat pemanfaatan teknologi yang masih hingga masa pandemi Covid-19 ini pertumbuhan kinerja sektor pertanian masih tercatat positif 2,15 persen per kuartal III/2020 oleh Badan Pusat Statistika."Total factor productivity atau TFP sektor pertanian masih lebih rendah dibandingkan keseluruhan TFP ekonomi, penggunaan teknologi kita lamban. Sistem produksi amat rentan terhadap gangguan ketersediaan air dan lainnya. Padahal peningkatan kapasitas menjadi mutlak," katanya dalam Webinar Indef, Senin 30/11/2020.Adapun salah satu upayanya adalah Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian melakukan terobosan untuk perkembangan teknologi guna mewujudkan kedaulatan pangan. Menurut Bustanul, kedaulatan pangan akan tercapai dengan perubahan kebijakan yang efektif. Apalagi dalam masa pandemi ini petani wajib dilindungi secara itu dalam melakukan perubahan kebijakan ekonomi ke depan diperlukan dukungan peningkatan produksi, produktivitas, dan efisiensi agar tercipta stabilitas harga untuk menjaga daya JugaJadikan Sumsel Lumbung Pangan, OJK dan Pemprov Kembangkan KUR PertanianDekranasda Jabar Nilai Prospek UMKM Kuliner dan Pertanian CerahPetani Jatim Didorong Terapkan Manajemen Tanaman Sehat"Perlu juga dilakukan perubahan teknologi, climat-smart, biotek modern, marketplace untuk akses dan stabilitas harga. Kemudian antisipasi perubahan konsumen harus terus dilakukan, saat ini direct delivery lebih disukai dengan memanfaatkan marketplace," ujar Bustanul. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Industri manufaktur diperkirakan akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan, terlepas dari banyaknya tantangan yang harus dihadapi. Selain kondisi perekonomian nasional dan internasional yang tidak stabil, ada juga berbagai tantangan internal yang pada umumnya akan produsen hadapi. Berikut ini adalah beberapa tantangan utama dalam industri manufaktur lengkap dengan solusi untuk menghadapinya. Daftar Isi Tantangan utama dalam industri manufaktur dan solusi Memprediksi Permintaan untuk Produk Mengontrol Persediaan Meningkatkan Efisiensi di Pabrik Meningkatkan ROI Kekurangan Tenaga Kerja yang Berkualitas Mengelola Prospek Penjualan Berpacu dengan Teknologi Baru Kesimpulan Tantangan utama dalam industri manufaktur dan solusi 1. Memprediksi Permintaan untuk Produk Saat ini, masih banyak produsen di Indonesia yang kesulitan memprediksi permintaan pelanggan di masa mendatang. Masalah utamanya yakni mereka tidak memiliki alat pelaporan canggih yang memungkinkan mereka untuk memperkirakan berapa banyak yang harus mereka jual di beberapa bulan ke depan atau tahun selanjutnya. Akibatnya, barang yang diproduksi tidak sesuai dengan yang diminta oleh pelanggan. Solusi Untuk dapat mengetahui berapa banyak permintaan pelanggan untuk setiap produk, produsen sebaiknya memiliki perangkat lunak dengan fitur pelaporan yang akurat. Khususnya perangkat yang dapat memudahkan produsen menargetkan penjualan serta memperkirakan berapa banyak produk yang sebaiknya mereka jual di masa depan. Sistem Manajemen Penjualan dari HashMicro dapat membantu produsen menganalisis perilaku konsumen; produk apa saja yang mereka minati, kapan biasanya mereka melakukan pembelian, berapa banyak produk yang mereka beli pada waktu-waktu tertentu, dan lain-lain. Sementara Sistem Manajemen Inventaris dari HashMicro dapat membantu produsen mengetahui produk mana yang paling banyak terjual, produk mana yang jarang dibeli, dan kapan produk tertentu memiliki permintaan terbanyak. Selain memanfaatkan perangkat lunak untuk membuat prakiraan yang akurat, produsen juga perlu melakukan pertimbangan berdasarkan kejadian-kejadian eksternal. Hal yang perlu produsen perhatikan tersebut seperti pergerakan kurs mata uang, kenaikan harga bahan bakar minyak, tren pasar saat ini, dan lain-lain. Pastikan tim pemasaran dan penjualan selalu up-to-date mengenai hal-hal tersebut. 2. Mengontrol Persediaan Pengelolaan persediaan masih menjadi salah satu tantangan utama dalam industri manufaktur, tetapi berkat bantuan solusi otomatis, prosesnya sudah menjadi jauh lebih sederhana. Sayangnya, saat ini masih banyak produsen terutama yang bisnisnya berskala kecil, yang masih mengelola persediaan material mereka secara manual. Pelacakan inventaris adalah proses yang memakan banyak waktu yang seharusnya dapat dijalankan secara cepat dengan bantuan software. Melakukan pengecekan stok secara manual sangat tidak efisien dan rawan kesalahan yang dapat mengakibatkan ketidakakuratan dalam penghitungan stok, kekurangan dan kelebihan stok, dan kerusakan barang yang tidak teridentifikasi dengan cepat. Solusi Untuk menghindari pembelian bahan baku dan peralatan yang tidak perlu atau kekurangan persediaan, strategi manajemen persediaan yang baik sangat diperlukan. Audit dan pemeriksaan inventaris secara rutin perlu perusahaan lakukan baik itu penghitungan fisik maupun siklus. Pemeriksaan inventaris tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian pada data dan jumlah barang sebenarnya. Barcode scanner dapat digunakan untuk mempercepat proses pengecekan. Manajer inventaris perlu memastikan ketersediaan bahan baku untuk produksi dan seluruh barang jadi siap untuk dikirim ke pengguna akhir. Ini bisa dilakukan dengan sangat mudah menggunakan inventory management software. Alat ini memungkinkan penanggung jawab inventaris untuk mengetahui tingkat persediaan secara real-time, menerima peringatan saat persediaan mendekati jumlah minimum yang telah ditentukan, dan melakukan pemesanan ulang ke pemasok di saat yang tepat. Perangkat lunak manajemen inventaris yang baik juga dapat diintegrasikan dengan barcode scanner sehingga mempercepat proses pemeriksaan inventaris dan juga dengan perangkat lunak lainnya yang penting bagi produsen seperti sistem pembelian dan akuntansi. Bisnis manufaktur berskala kecil tidak perlu khawatir kesulitan berinvestasi pada perangkat lunak ini, karena sistem manajemen inventaris berbasis Cloud menawarkan biaya yang terjangkau untuk mereka. Baca juga artikel terkait Cara Mengoptimalkan Perencanaan Produksi di Perusahaan Manufaktur 3. Meningkatkan Efisiensi di Pabrik Meningkatkan efisiensi produk merupakan tantangan lain industri manufaktur yang harus produsen atasi. Hingga saat ini produsen masih mencari cara efektif untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi di pabrik manufaktur mereka. Banyak produsen yang memilih untuk mengorbankan kualitas produk mereka demi mengurangi biaya produksi mereka, akan tetapi cara ini justru akan menurunkan profitabilitas mereka, sebab pelanggan yang tidak puas akan berhenti membeli dari mereka. Solusi Salah satu cara yang paling efektif untuk mengoptimalkan efisiensi di pabrik manufaktur adalah dengan memodernisasi proses dan mensistemasi alur kerja. Produsen perlu mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang membuang banyak waktu dan tenaga, mengurangi pembuangan material, mengoptimalkan penggunaan peralatan produksi dengan meminimalkan kerusakan, dan menyederhanakan rantai pasokan. Sistem Enterprise Resource Planning ERP dapat memfasilitasi semua itu sehingga membantu produsen mencapai efisiensi yang optimal. Baca juga artikel terkait 7 Tips untuk Meningkatkan Efisiensi di Pabrik Manufaktur Anda 4. Meningkatkan ROI Setiap produsen pasti ingin bisa meningkatkan ROI mereka dan mereka biasanya memilih untuk memperbanyak produksi atau meningkatkan harga produk mereka. Tetapi, ini bukanlah cara yang efektif terutama ketika kondisi ekonomi sedang tidak menentu sehingga menurunkan daya beli konsumen. Solusi Peningkatan ROI bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti Meningkatkan Penjualan dengan Strategi yang Benar Pertama-tama produsen perlu mendefinisikan return mereka, sebab ROI bisa mencakup penjualan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan, laba yang lebih besar, pengurangan biaya overhead atau biaya produksi, retensi karyawan yang lebih tinggi, dan kepuasan pelanggan yang lebih baik. Kemudian, mereka perlu membuat tolak ukur untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal, misalnya alih-alih meningkatkan jumlah produksi sepanjang tahun, produsen bisa meningkatkan penjualan hanya pada waktu dan lokasi tertentu. Memperbarui Strategi Pemasaran Produsen juga bisa mengubah strategi pemasaran mereka dengan memanfaatkan digital marketing, karena biayanya lebih murah daripada cara konvensional misalnya memasang iklan di TV, surat kabar, atau reklame. Ini bisa dilakukan dengan mengoptimalkan konten di situs web mereka, memposting iklan melalui mesin pencarian dan media sosial, dan mempersonalisasi email marketing. Mengurangi Biaya Produsen dapat mengurangi biaya produksi dengan mengubah desain atau material kemasan tanpa harus mengorbankan kualitas produk mereka dan bernegosiasi dengan pemasok untuk memberikan harga diskon. Dengan bantuan sistem ERP, produsen tidak hanya bisa mengurangi biaya produksi, tetapi juga dapat menghemat biaya tenaga kerja, mengontrol biaya pembelian, dan mengalokasikan biaya dengan tepat. 5. Kekurangan Tenaga Kerja yang Berkualitas Meskipun otomasi dan robot dapat membantu mengisi kesenjangan tenaga kerja, kemampuan manusia akan tetap perusahaan perlukan. Biasanya, perusahaan memperlukan tenaga kerja manusia untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah serta mengelola produksi. Masalahnya, saat ini pekerja manufaktur yang berkualitas dari generasi baby boomers sudah mulai meninggalkan pekerjaan mereka dan industri manufaktur memiliki kebutuhan yang sangat tinggi untuk tenaga kerja. Solusi Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang berkualitas, produsen harus kreatif dalam merekrut karyawan, yakni dengan mengandalkan berbagai online platform untuk memposting lowongan pekerjaan. Produsen harus benar-benar selektif ketika memilih calon karyawan dan memastikan bahwa mereka mampu bekerja dengan cepat, sesuai dengan target, di bawah tekanan, dan tidak keberatan dengan jadwal kerja yang berubah-ubah. Selain itu, produsen harus dapat memfasilitasi karyawan baru dan lama mereka dengan pelatihan secara berkala untuk membantu meningkatkan potensi mereka. Produsen perlu mempertimbangkan untuk menggunakan competency management software untuk menjembatani kesenjangan kompetensi karyawan. 6. Mengelola Prospek Penjualan Tantangan lain yang sering produsen hadapi adalah mengelola dan memprioritaskan prospek penjualan. Kesalahan yang paling sering produsen yakni memperlakukan prospek dengan cara yang sama. Padahal setiap prospek harus perusahaan layani secara khusus, karena mereka memiliki karakter, preferensi, dan kebutuhan yang berbeda. Produsen juga sering kesulitan mengidentifikasi prospek berpotensi sehingga mereka sering berfokus pada peluang-peluang yang tidak menjanjikan dan lupa melakukan follow up dengan prospek yang memiliki potensi tinggi menjadi pelanggan baru. Solusi Produsen harus benar-benar memahami prospek mereka. Ini dapat produsen lakukan ketika tim penjualan menghubungi atau menemui prospek secara langsung, dan bisa juga dengan melihat informasi prospek. Produsen harus memiliki satu sistem yang memudahkan mereka menyimpan, mengelola, dan melacak informasi prospek. Sistem CRM dapat membantu produsen memahami prospek penjualan mereka dengan lebih baik melalui customer database yang terpusat, memudahkan mereka mengidentifikasi prospek yang berkualitas sehingga mereka dapat berfokus pada peluang-peluang terbaik, mengetahui status prospek penjualan secara real time tanpa harus menanyakannya pada tim penjualan, dan mendistribusikan prospek ke tenaga penjualan yang tepat. 7. Berpacu dengan Teknologi Baru Tantangan terakhir bagi produsen dalam industri manufaktur adalah mengikuti perkembangan teknologi terbaru. Setiap tahun, selalu ada teknologi baru yang bermunculan, yang meliputi IoT, robot, dan perangkat lunak manufaktur. Kemunculan teknologi-teknologi canggih ini tentu membuat produsen kebingungan; yang mana yang perlu saya gunakan? Apakah ini akan menjadi keputusan yang baik untuk bisnis manufaktur saya? Kesimpulan Menghindari teknologi tentu bukan pilihan yang baik, sebab produsen memang harus bisa beradaptasi dengan perubahan apapun, termasuk teknologi, untuk dapat bersaing di industri manufaktur yang kompetitif. Akan tetapi, produsen sebaiknya tidak gegabah ketika memutuskan untuk mengimplementasikan solusi otomatis di pabrik mereka. Cara terbaik yang bisa produsen lakukan adalah dengan berdiskusi dengan seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, perusahaan juga harusmelibatkan karyawan mereka untuk mengetahui kesulitan yang mereka hadapi sehari-hari. Produsen juga perlu mempertimbangkan anggaran perusahaan untuk menentukan apakah perusahaan siap untuk berinvestasi pada teknologi yang mereka inginkan, baik itu perangkat lunak seperti ERP maupun perangkat keras seperti robot. Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda?Salahsatu kelemahan teknologi produksi masa kini dapat menimbulkan. Question from @Wahyutitian - Sekolah Dasar - Ips. Bagaimana cara pemerintah untuk mengatasi permasalahan sosial di masyarakat khususnya di bidang pekrjaan Answer. Wahyutitian December 2018 | 0 Replies . 1. Susunan pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala desa
Supply chain bisa menjadi sesuatu yang begitu rumit. Begitu kompleks. Dan semakin kompleks supply chain, perusahaan seharusnya semakin sadar kalau pengambilan keputusan-keputusan yang tepat berkaitan dengan supply chain sangatlah penting untuk mereka sendiri dan supplier mereka juga tentunya. Kegagalan supply chain adalah hal lain yang juga harus anda antisipasi. Sangat penting untuk memastikan bahwa operasional supply chain anda berjalan dengan baik. Kenapa? Karena hal itu akan sangat berpengaruh pada profit and loss perusahaan anda. Mengingat supply chain bisa menjadi begitu kompleks, anda harus benar-benar tahu apa saja faktor yang bisa membuat supply chain anda mengalami kegagalan. Setidaknya ada lima faktor yang perlu anda perhatikan untuk terhindar dari kegagalan supply chain. OffshoringPeristiwa ngga terdugaJust-In-Time Inventory Management yang ngga efisienTekanan biayaSupply chain yang dangkalKesimpulan Offshoring Supply chain yang melibatkan sejumlah besar supplier dari luar negeri, beresiko lebih tinggi mengalami kegagalan dibanding yang menggunakan supplier lokal. Kenapa begitu? Begini, kemampuan anda untuk mengendalikan supplier anda hanyalah sebatas di dalam perbatasan negara saja. Lebih jauh dari itu, anda akan menemui kesulitan. Apalagi kalau supplier anda berada ribuan kilometer jauhnya. Belum lagi kalau ada kendala bahasa dan budaya dengan supplier-supplier tersebut. Itu akan membuat anda semakin sulit untuk me-manage mereka. Peristiwa ngga terduga Ya, sesuai namanya, memang ngga ada yang bisa memprediksi kejadian apa yang akan terjadi pada supply chain anda. Tiba-tiba ada bencana alam, pergolakan politik, atau kejadian ngga terduga lainnya yang berdampak besar pada supply chain anda, terutama berkaitan dengan inventory. Dan karena supply chain biasanya juga mencakup lintas perbatasan, resikonya juga menjadi semakin besar. Terlebih untuk industri pangan dan produk olahan. Akan lebih sulit untuk menghindari dampak resiko yang timbul akibat iklim yang berbeda di tiap negara kalau memang supply chain bisnis tersebut melewati beberapa negara yang berbeda. Anda sebagai produsen yang membeli suku cadang utama untuk produksi anda dari beberapa negara yang berbeda, pasti tahu kalau sampai terjadi gangguan di salah satu negara pemasok itu saja, bisa mengganggu keseluruhan supply chain anda. Bahkan sampai mengakibatkan berhentinya produksi. Saya yakin beberapa dari anda pernah mengalami hal ini. Anda juga pasti suka 9 Hal Ini Bisa Membuat Anda Selalu Punya Excess Stock10 Cara Ini Bisa Mengurangi Biaya Supply Chain Anda Secara Signifikan Just-In-Time Inventory Management yang ngga efisien Saat ini, semakin banyak produsen yang mengadopsi metode Just-In-Time dan lean production. Mungkin anda merupakan salah satunya juga. Dengan metode Just-In-Time, anda hanya membeli barang sebanyak yang anda butuhkan. Jadi, ngga akan ada banyak stok yang harus anda simpan. Pendekatan ini memang bagus. Anda cuma menyimpan stok sebanyak yang anda butuhkan. Itu akan menghemat biaya penyimpanan. Dan pendekatan ini akan menjadi lebih baik lagi jika diterapkan pada pabrikan dengan margin yang cukup ketat. Tapi di sisi lain, pendekatan ini juga bisa berpotensi menyebabkan kegagalan supply chain karena supply chain yang ramping cenderung kurang tahan terhadap terjadinya gangguan. Resiko ini meningkat, khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang menerapkan konsep Just-In-Time. Kenapa? Karena fleksibilitas mereka sangatlah rendah kalau sampai terjadi keterlambatan pengiriman dari supplier. Karena itulah, kalau memang anda ingin menerapkan konsep Just-In-Time ini, pastikan anda mengaudit supply chain anda secara rutin. Ini penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mungkin timbul dan mempengaruhi supply chain anda. Tekanan biaya Anda tentu tahu kalau tekanan untuk terus menurunkan biaya operasional terus terjadi dari waktu ke waktu. Anda melakukannya untuk menekan biaya yang harus dibayarkan konsumen anda. Dan tekanan biaya ini bisa menjadi semacam filter di dalam supply chain anda. Apa maksudnya? Maksudnya, berarti supplier-supplier yang ingin memasok kebutuhan anda harus melakukan usaha lebih untuk bisa ber-partner dengan anda. Pada akhirnya, seringkali tekanan ini mengakibatkan kegagalan supply chain secara perlahan. Dan kalau itu sudah terjadi, mau ngga mau anda harus melakukan penyesuaian. Supplier, di sisi lain, seringkali menjadi pihak yang harus menanggung tekanan biaya tersebut dan melakukan aktifitas cost reduction di sisi mereka. Kelihatannya menguntungkan dari sisi pembelian ya? Tapi faktanya, tingkat tekanan finansial seperti ini membuat supply chain menjadi sangat rentan secara keseluruhan. Dan anda termasuk yang berada di dalamnya. Ketika supply chain dalam kondisi seperti itu tiba-tiba gagal, anda sebagai produsen ngga lagi memiliki stok yang anda butuhkan. Anda ngga ingin hal itu terjadi pada bisnis anda, bukan? Anda juga pasti suka 8 Tips Ini Efektif untuk Mengurangi Biaya Operasional Gudang AndaApa itu Supply Chain Management? Supply chain yang dangkal Keadaan ini mungkin jarang terjadi. Dimana perusahaan cuma mengandalkan satu atau beberapa gelintir supplier saja. Dan seperti yang anda tahu, skema seperti itu bisa meningkatkan resiko kegagalan supply chain anda. Apalagi kalau supplier tersebut ngga bisa diandalkan. Kalau bisnis anda cuma bergantung pada beberapa supplier utama, anda perlu berpikir lebih jauh tentang resiko bisnis yang harus anda tanggung kalau supplier tersebut tiba-tiba ngga bisa memenuhi komitmen supply mereka untuk anda. Memang ngga semudah itu untuk mendapatkan supplier cadangan. Terutama kalau anda menuntut mereka untuk bisa memenuhi kualitas yang sama. Atau, jika supplier anda sekarang adalah supplier yang memang spesialis di bidang tersebut. Kalau seperti itu kondisinya, anda perlu bekerja sama dengan supplier anda secara intensif untuk bisa mengidentifikasi dan menangani faktor-faktor apa saja yang bisa berdampak negatif pada supply chain anda. Tentunya sebelum masalah yang lebih besar terjadi. Kesimpulan Itulah lima faktor yang bisa meningkatkan resiko kegagalan supply chain anda. Kegagalan supply chain sangat mungkin untuk dihindari. Walaupun dalam beberapa kasus, seperti bencana alam, kegagalan seperti itu ngga terhindarkan. Dalam hal itu, anda harus mempersiapkan skema yang mampu mengembalikan supply chain anda ke kondisi normal secepat mungkin segera setelah kegagalan yang ngga bisa dihindari tersebut terjadi. Lebih jauh lagi, anda perlu mencermati apakah salah satu dari lima faktor di atas ada di dalam bisnis yang anda jalankan saat ini atau ngga. Sehingga anda bisa mengambil langkah yang diperlukan untuk mengubah keadaan anda dan meminimalkan resiko kegagalan yang mungkin terjadi. “Kalau anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan-rekan anda lainnya dan gabung dengan scmguide telegram channel untuk mendapatkan artikel bermanfaat lainnya dari blog ini.”